Laporan pelaksanaan Assesment Alkom, Alpernika dan Anti Drone di Belarus & Ceko
Kepada,
Yth : Komandan
Korps Marinir
Cc :
Kas Kormar, Ir dan pejabat utama Kormar.
Mohon ijin melaporkan,
kegiatan kunjungan ke pabrik KB radar Minsk di belarusia dan cekoslovakia dalam
rangka assesment alkom, alpernika dan peralatan anti drone, tanggal 16 sd 26
September 2019.
I. Dasar.
Sprin Panglima TNI, No
sprint /2361/IX/2019 tgl 13 September 2019.
II. Peserta Kunjungan.
⁃ Kol
Chb Leo Yunaidi W, Skomlek TNI
⁃ Kol
Laut (E) Maulana, Skomlek TNI
⁃ Kol
Laut (E) Teguh Prasetyo, Srenum TNI
⁃ Kol
Inf Thevi A Zebua, Kopasus
⁃ Kol
Inf Crisbianto Arimurti, Paspampres
⁃ Kol
Mar Hadi Santoso, Kormar
⁃ Kol
Lek Ade Teguh B, Korpaskhas
⁃
Letkol Inf Agus Widianto, Sops TNI
⁃
Letkol Chb Arioso Basuki, Skomlek TNI
⁃
Letkol Lek Febri Eko HP, Kohanudnas
⁃
Letkol Chb Enrico Cristianto, Paspampres
⁃
Letkol Chb Herwanto Setiyono, Bais TNI
⁃
Letkol Mar Beny L Limbong, Koopssus
⁃
Letkol Chb Poltak A Simbolon, Kopasus
⁃
Letkol Mar Witarsa, Kormar
⁃
Letkol Laut (E) Hafidh Y Putra, Diskomlekal
⁃
Letkol Chb Taram Bin Jamal, Datkomlek TNI
⁃
Letkol Chb Setyo Budi N, Dithubad
⁃
Mayor Lek Rano Maharano, Kohanudnas
⁃
Mayor Lek Damar Widiyatmoko, Skomlek TNI
⁃
Mayor Laut (E) Budi Nandio, Skomlek TNI
III. Hasil
Kegiatan.
A. Kunjungan ke pabrik KB Radar Belarusia
1. Tim dibagi menjadi 2 tim, tim 1 menuju
ke lokasi demonstrasi anti drone, sedang tim 2 menuju ke lokasi peluncura UAV
sebagi objek yang akan di jam oleh anti drone GROSA.
2. Demonstrasi menggunakan skenario yaitu,;
a. UAV akan diterbangkan sejauh 40 km di
mana jarak lokasi peluncuran UAV dng lokasi anti drone adalah 46 km.
b. Ketika UAV diterbangkan pada jarak 35 km dari lokasi anti drone UAV di jam dengan diganggu GPS sehingga mengalami Uplink lost atau tidak mengenali lokasi UAV tersebut sehingga mengakibatkan UAV kembali ke lokasi awal ( return to base).
c. Ketika UAV kembali mendekati lokasi awal peluncuran dari anti drone GROSA memasukan false koordinat ( koordinat lain sesuai dengan tim Anti drone) sehingga ada perbedaan rute yang terlihat di map tidak sama dengan titik poin yg dibuat oleh tim UAV. Dari situ sudah dibuktikan bahwa UAV bisa di taking kontrol oleh tim Anyi drone GRosa.
b. Ketika UAV diterbangkan pada jarak 35 km dari lokasi anti drone UAV di jam dengan diganggu GPS sehingga mengalami Uplink lost atau tidak mengenali lokasi UAV tersebut sehingga mengakibatkan UAV kembali ke lokasi awal ( return to base).
c. Ketika UAV kembali mendekati lokasi awal peluncuran dari anti drone GROSA memasukan false koordinat ( koordinat lain sesuai dengan tim Anti drone) sehingga ada perbedaan rute yang terlihat di map tidak sama dengan titik poin yg dibuat oleh tim UAV. Dari situ sudah dibuktikan bahwa UAV bisa di taking kontrol oleh tim Anyi drone GRosa.
d. Skenario selanjutnya adalah utk
membuktikan bahwa anti drone dapat bekerja dng semua jenis drone maka
diterbangkan small drone lalu di jam dan ditaking kontrol.
3. Kegitan lanjutan adalah melihat sistem
jammer di mana jammer radio komunikasi tersebut bekerja pada frek 30 MHZ sampai
dengan 6 GHZ dengan dilengkapi dengan Sistem DF antena omnidirektional, dan
antena directional utk jammer. Skenarionya adalah:
a. Disiapkan stasiun pemancar radio yang
bekerja pada fixed frekuensi dan frekuensi hoping;
b. Utk stasiun pemancar. memancar dengan
hitungan panjang kemudian DF bekerja sehingga mengetahui arah pancaran setelah
itu antena directional dari jammer digerakan ke arah pancaran stasiun pemancar
radio kemudian di jam sehingga stasiun pemancar radio tidak bisa berkomunikasi
lagi.
c. Skenario kedua adalah stasiun pemancar
bekerja dengan frrkuensi hoping dan saling berkomunikasi dengan hoping 200
hoping persecond setelah itu sistem DF berkerja sehingga di dapat arah pancaran
stasiun pemancar kemudian antena directional dari jammer bergerak ke arah
pancaran dan jamming dilaksanakan shg satasiun pemancar tidak berkomunikasi
lagi. Utk kemampuan dapat menjaming radio yang sdh bisa 1000 hoping persecond.
B. kunjungan
ke pabrik SVOS dan URC :
1. Tim menerima kegiatan presentasi dari
SVOS , presentasi yang disampaikan terkait erat dengan military Vehicular
support , Vehicular utk tempur dan Vehicular utk APC .
2. Kegiatan kedua adalah presentasi dari
URC membahas tentang Sistem DF , jammer dan protection Jammer.
3. Kegiatan ketiga adalah melaksanakan
demonstrasi alat portable jammer, alat jammer yang di demokan memiliki range
frekuensi 20 Mhz SD 3 GHz , skenario demo dilaksanakan dengan menghidupkan
portable jammer di semua band yang ada ,walaupun jammer ini bisa melakukan
selective band utk jammingnya (selective jamm) , setelah alat jammer dihidupkan
kemudian alat komunikasi yang ada termasuk HP dan WiFi dihidupkan dan ternyata
jammer bekerja pada frek WiFi , dan GSM ( LTE, maupun UMTS). Utk coverage belum
di demokan dikarenakan terbatas tempat dan waktu.
C. Kunjunan pabrik Alkom Dikom di Mesit ;
1. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
menerima presentasi Dari Mesit tentang;
a. Radio Dicom RF 23
b. Radio Dicom RF 40
c. Intercom
d. Radio Dicom RF 2305
e. Radio Dicom RF 4050
2. Kegiatan ke dua adalah melaksanakan demo
dengan menggunakan topologi jaringan yang berbeda antara sistem komunikasi
Radio RF 230, radio RF 2305 sebagai jaring logistik dan radio RF 40 dan RF
4050sebagai jaring kodal yang mana kedua siskom tersebut dapat terintegrasi
dengan menggunakan VICM 300 sebagai gateway .
3. Karakteristik spesifikasi Radio data utk RF 40;
a. memiliki range frekuensi 30- 512
b. Memiliki tipe modulasi FM, AM,CPM
c. Power transmisi 5/10 W
d. Chanel bandwith; 25 kHz ,250 KHz
e. Memiliki 3 waveform
1) narrowband LOS FM/AM
2) WF 40 utk manet
3) HW20 ( VHF EPM waveform)
f. Tipe encription adalah AES, key length
up to 384 Nita
g. Data interface ethernet,USB ,serial.
h. Utk hop bisa 6 hop utk meshnya baik data
dan voice
i. Radio ini sdh SDR software define radio
sehingga utk semuanya build by software.
J. Radio data utk bisa digunakan sebagai
backbone BMS harus memiliki operasional requarement sebagai berikut;
1) sudah simultan baik data maupun voice
2) memiliki data rate minimum 64 kbps
3) bisa diintegrasikan dan mengirimkan
dalam aplikasi UDP multicast , kenapa harus multicast karena dalam mode unicast
radio harus ada yg dijadikan sebagai master( bila master mati maka jaringan
akan terputus) sedangkan dalam multicast semua radio bisa sebagai master .
4) radio sdh memiki frekuensi hoping
minimum adalah 300 hoping per second
5) radio sudah punya kemampuan mesh atau
Manet( mobile adhoc network) Dari semua operasional requarement tersebut maka
utk radio RF 40 sudah memiliki karakteristik yg diharapkan namun untuk
memastikan perlu adanya uji coba secara statis maupun dinamis yang bisa dilakukan
di negara Indonesia dengan mendatangkan barang demo dan teknisi.
D. Kesimpulan dan saran.
1. Kesimpulan.
a. Secara umum kegiatan kunjungan ke
pabrik KB Radar, pabrik BSVT di Belarusia dan pabrik Radio Mesit di Rep. Ceko
berjalan dengan baik dan lancer;
b. Peralatan jammer/spoofing Groza-S dapat
berfungsi dengan baik pada UAV dan semua jenis drone sipil;
c. Groza UHF/VHF Radio Communicatin jammer
dapat berfungsi dengan baik dalam deteksi sinyal frekwensi radio menggunakan DF
dan jam frekwensi radio VHF/UHF target;
d. Kemampuan Armourde Vehicle produk SVOS
yang dipresentasikan sudah teruji dilapangan dimana mampu menahan peluru dengan
caliber 7,62 mm API BZ dan 7,62 mm Ball M80;
e. Peralatan alkom Dikom produksi PT Mesit
sudah sesuai dan merupakan pabrikan Mersit sendiri sesuai tinjauan ke pabrik
yang sedang proses produksi, dan alkom ini sudah digunakan oleh TNI.
2. Saran.
Produk Groza-S, UAV, Groza VHF/UHF Radio communicaton
jammer, Radio Dicom, Armoured Vehicel, Jammer star Manpack EOD, produk tersebut
yang telah di persentasikan/demonstrasikan dapat dijadikan sebagai salah satu
alternative guna mendukung tugas tugas satuan TNI.
IV. Kegiatan
berjalan aman dan lancar.
Demikian sebagai laporan
awal kegiatan kunjungan dokumen terlampir, untuk laporan tertulis akan disusun
oleh Tim sbg laporan hasil Kunjungan.
V. Demikian
terimakasih.
Comments